Tuesday 8 May 2012

Mental Pegawai dan Mental Petani

Mental Pegawai :

Apapun pekerjaanya, bagaimana cara mengerjakannya, Seberapapun hasil pekerjaannya dan seberapalamapun pekerjaannya maka akan mengalir gaji bulanan yang rutin...........

Resikonya Terbesar adalah : Kemarahan Atasan, Konflik, Mutasi dan PHK jika Kasus berat.

(Sungguh enak menjadi pegawai ?) tetapi akumulasi energi buruknya menyebabkan ketidakmandirian di masa depan, banyak hal yang tidak berkah dan semakin lama semakin membuat jiwa lemah dan tidak berdaya, ketakutan dan akhirnya kepasrahan di lingkungan yang buruk.

Tidak sedikit pegawai yang di awal-awal kerja sangat ideal, mengkritik atasan, membuat opini-opini perbaikan, mencatat banyak hal "Harusnya ...........begini/begitu" dan kata-kata ideal lainnya. Tetapi pada akhirnya hanyut juga dengan lingkungan yang dulu dikritiknya........

Mental Petani :

Apa yang ditanam ...........panennya sesuai yang ditanam.
Apa yang dilakukan selama masa tanam ........menentukan seberapa banyak panennya.
Kapan waktu tanamnya..........menentukan kesuksesan panen atau gagal panen
Dari masa pembibitan sampai menyemprotan hama ............petani selalu mengeluarkan uang terlebih dahulu padahal hasil panen belum tentu pasti. Panen gagalpun maka petani tetap akan melakukan penanaman berikutnya.

Resiko terbesar adalah : Gagal Panen..........

(Sungguh tidak enak menjadi petani ?) tetapi kesahajaan, kesederhanaan, kearifan bersam alam, kemandirian menjalani kehidupan akan melahirkan pribadi yang ngopeni (memelihara).


Kesimpulan Saya :
  • Tanggung jawab menjadi pengawai sangat berat, keterikatan waktu minimum 8 jam sehari membuat banyak celah untuk melakukan energi negatif. keberkahan rezekipun kadang menyergap hati nurani yang paling dalam....Apakah aku sudah melakukan seperti yang diinginkan orang yang menggaji saya ? (Apalagi menjadi pegawai negeri, pengabdian seorang pegawai kadang hanyut oleh hiruk pikuk aktivitas mengejar kemakmuran pribadi).
  • Petani memang tidak menawarkan kepastian rezeki yang mengalir setiap saat tetapi ayunan takdir alam membuat kesahajaan dan kesederhanaan dalam mengapai rezeki berkah, aliran detak waktu yang slow menawarkan ke-enjoyan menikmati kehidupan.

1 comment:

  1. Nggak usah niat jadi pegawai, apa lagi untuk niat jadi PNS karena mental PNS Indonesia adalah mental korupsi, kalau kepepet pegawai swasta ok,,,lah

    ReplyDelete