Salam Otomotif,
Tahun 2015 adalah tahun yang berat bagi industri otomotif di Indonesia bahkan di Asean, dimana angka penjualan sampai akhir tahun diprediksi akan turun sekitar 15-20% dari penjualan tahun 2014 untuk pangsa pasar di Indonesia. Digdayanya super dollar Amerika dan perlambatan ekonomi menjadi pemicu utama penurunan di industri otomotif karena memang bisnis ini sangat rentan terhadap daya beli masyarakat.
Kondisi di tahun 2015 tidak menyurutkan produsen mobil di Indonesia untuk berinovasi mengeluarkan produk terbarunya untuk bisa bersaing dengan para kompetitornya. Toyotapun di akhir November 2015 akhirnya mengaspalkan Toyota All New Kijang Innova sebagai pengganti Kijang Innova lama yang sudah diproduksi selama 11 tahun (2004-2015), sebuah sklis produksi yang terlalu lama. Hal ini disebabkan mobil Mid MPV sekelas Kijang Innova tidak ada persaingan yang berarti sehingga share market Kijang Innova selalu dia atas 80%. Sebagian besar produsen selain Toyota hanya tergiur oleh kue di kelas Low MPV yang didominasi Toyota Avanza, maka lahirlah Suzuki Ertiga dan Honda Mobilio yang sukses merebut sedikit kue kesuksesan Toyota Avanza.
Pada tanggal 23 November 2015 Toyota akhirnya membuka tabir sosok All New Kijang Innova yang sangat ditunggu para pecinta mobil Mid MPV yang tetap lega dan tangguh.
Secara keseluruhan setelah melihat sisi Exterior, Interior dan Performance datanya, maka diambil kesimpulan bahwa Toyota menaikkan kembali rasa Kijang menjadi naik level dengan konsekuensi harga yang juga ikut terkerek naik.
Bagaimana Rasanya menaiki Toyota All New Kijang Innova 2015 ? Inilah pengalaman langsung yang kami rasakan setelah menjajal sejauh 1500 km dengan menggunakan Toyota All New Kijang Innova type 2.4 V Luxury bermesin Diesel VNT Turbo.
** Rute Jakarta-Klaten sejauh 540 km pada 23 Desember 2015, pukul 14.00 WIB.
Kondisi lalu lintas : Terhadang macet parah disepanjang Brebes-Tegal-Pekalongan.
Bahan Bakar : Perta-Dex.
Performance :
Disepanjang jalan tol Cikampek sampai Pejagan, kami merasakan langsung bagaimana limpahan torsi mobil bermesin diesel ini luar biasa mantap, dengan tenaga 149 hp dan Torsi 349 di maks rpm 2800 sangat ringan sekali menghela mobil ini bahkan untuk kecepatan > 150 km/jam (hanya untuk test). Yang kami suka dari mobil ini adalah akselerasi di kecepatan 60 km/jam - 140 km/jam, bisa melesat dengan cepat. kami memang tidak mencatat tetapi merasakan akselerasi spontan di range kecepatan tersebut.
Hal ini diperkuat dengan data di majalah otomotifnet.com yang juga sudah melakukan test drive mobil serupa dengan transmisi otomotis membukukan akselerasi 0-100 km/jam dalam 12.1 detik (Dari 20 detik untuk mobil 2.5 diesel yang lama). Maka untuk 2.4 Diesel M/T akan berkisar 10,75-11,5 detik (kita tunggu test dari yang punya otoritas), apalagi sekarang dengan mode Power maka hasilnya akan mendekati angka estimasi 10.75-11.5 detik.
Kesimpulan untuk Performance : mobil ini dengan bobot + 200 kg dari type lama tetapi disematkan mesin baru 2 GD 2.4 Intercooler (Seperti type VNT Turbo pada Fortuner type lama), maka performancenya meningkat drastis dari type Innova lama baik bensin maupun diesel. Jika anda ingin membeli mobil All New Innova maka akan rugi jika tidak membeli yang type Diesel.
Konsumsi BBM :
Dengan adanya MID di semua type Innova baru, maka sangat mudah mengetahui konsumsi bbm pada berbagai kecepatan, kondisi lalu lintas dan mode pengendaraan.
Kami di sepanjang perjalan hampir 100% memakai mode "Eco" kare ingin mengetahui kehematan mobil ini.
Kondisi lancar tanpa macet, jalan flat : sangat mudah mendapatkan konsumsi bbm 15-17 km/liter (coba tahan kecepatan 40 km/jam di gigi2, 60 km/jam di gigi 3, 80 km/jam di gigi 4 atau 100 km/jam di gigi 5).
Eco Mode :
Jalan Flat Lancar : 17-18 km/L
Jalan Nanjak lancar : 13 km/L
Jalan Turunan lancar : 22 km/L
Jalan Flat Macet Normal : 13-14 km/L.
Jalan Flat Macet Liburan : 12.5-13.5 km/L
Jalan Flat Macet Parah : 10-11 km/L
Agresif Kec > 120 km/Jam : 12-14 km/L
Power Mode :
Mode mengendarai jenis ini akan membuat Innova baru ini terasa "Liar" tarikan spontan dan akselerasi yang begitu mantap, hanya cocok kalau jalanan sepi.
Kami sempat mencobanya di jalan tol, membuat tubuh seakan tertarik ke belakang jok.....dan hasil konsumsi bbmnyapun drop 10-20% dari saat menggunakan ECO Mode.
BBM Rute Jakarta-Klaten :
12.3 km/Liter dengan rincian (Jakarta-Pejagan lancar 15 km/L, Pejagan Pekalongan Macet Parah 10-11 km/L, Alas Roban lancar 12.5 km/L dan Semarang-Klaten 14 km/L). Dengan konsumsi bbm 12.3 km/Ltr pengendalian normal cukup lumayan, karena kemacetan parah sepanjang Brebes-Tegal-Pemalang-Pekalongan sangat menguras bbm di jalanan. Kami yakin jika rute ini di ulang di liburan biasa (bukan lebaran atau natal-tahun baru) konsumsi bbm bisa 15-17 km/L.
Mobil yang diparkir dalam kondisi menyala, akan membuat konsumsi bbm di MID drop dengan cepat. Metode test kali ini ikut menyumbang drop konsumsi bbmnya karena hampir setiap parkir, mobil dibiarkan dalam posisi on untuk kenyaman penumpang anak-anak.
Untuk rute balik dari Klaten ke Jakarta :
Dihasilkan 12.9 km/L sejauh 590 km (melewati Solo) dan penyumbang drop konsumsi bbm adalah kemacetan tol Cikampek ke arah jakarta pada 27 Desember 2015.
** Rute Bandung-Bekasi sejauh 120 km pada 2 Januari 2016, pukul 11.00 WIB.
Kondisi lalu lintas : lancar Jaya
Bahan Bakar : Perta-Dex.
Rute Bandung-Purwakarta (Sate Maranggi) sejauh 80 km : 21 km/L (mungkin karena faktor turunan Tol Cipularang)
Rute Purwakarta - Bekasi sejauh 40 km: 18 km/L (Tol Cikampek Lancar).
(Test di Kecp 100 km/jam konstant : 17 km/L)
Total Rute Bandung - Bekasi : 17.5 km/L. (Pengendalian Moderat).
** Rute Klaten - Surakarta lihat video di bawah ini
** Rute Klaten - Surakarta lihat video di bawah ini
** Rute dengan kecepatan konstan 110 km/jam tol Cipali.
** Pada tanggal 31 Januari 2016, Test Rute Bekasi-Tanjung Lesung Banten-Bekasi
Jarak PP : 455 km
Konsumsi BBM Bekasi-Tanjung Lesung (Lewat Cilegon) : 13.6 km/L
Konsumsi BBM Tanjung Lesung-Bekasi (Lewat Serang) : 14.0 km/L
Rata-rata konsumsi BBM : 13.8 km/L
Hadangan kemacetan hampir 1 jam terjadi dari kebun jeruk sampai Tol Cikupa.
** Pada 8 Feb 2016, kami mengadakan perjalanan Bekasi-Bandung sejauh 103 km
Pengendalian normal-sedikit agresif saat nanjak. Konsumsi BBM 13.4 km/L
Saat cruising datar bisa di kisaran 17.5 km/L, tapi saat tanjakan panjang drop di kisaran 9 km/L, saat turunan bisa > 25 km/L.
Sebagai bahan perbandingan, Toyota New Innova 2.4 Q A/T yang di test oleh majalah Autobild diperoleh :
Dalam Kota rata-rata Kec 25 km/jam diperoleh 13.3 km/Liter
Tol Konstan 90 km/jan diperoleh 18.6 km/liter.
Berarti bisa diestimasi untuk yang type Diesel M/T bisa dikisaran :
Dalam kota (25 km/jam) = konsumsi 14-15 km/Liter
Tol Konstan 90 km/jam = konsumsi 20-23 km/Liter.
**Pengetesan oleh Autobild di pertengahan 2016
Hasil pengetesan ke wilayah Banten yang mencapai >1000 km menghasilkan konsumsi bbm rata-rata 20 km/Liter atau menjadi yang teririt di liga mobil diesel yang ditesnya. Lihat Autobild Edisi October 2016.
Demikian hasil test drive kami selama liburan akhir tahun 2015 dengan Toyota Kijang All New Innova.
Kami merasa puas dengan konsumsi bbm Innova baru ini karena sebelumnya kami pengguna Innova Bensin yang lama. Di lain waktu mungkin perlu dicoba bagaimana kalau innova baru ini di beri Bio Solar atau campuran Perta-Dex dengan Bio Solar, walaupun pasti performancenya drop tapi bisa dilakukan untuk membuat perbandingan.